Minggu, 12 Agustus 2012


Peluang Bisnis 100% Gratis BEBAS RESIKO Kerjanya Mudah

Hai bro semua, :)
Udah pada tahu dong kalau sekarang ada banyak sekali cara untuk bisa mencari uang melalui internet. Ada yang berbayar, ada yang gratis. Kalau saya, tentu lebih suka yang gratisan, hehe :D
Terkait dengan hal itu,.. Nah... Barusan saya browsing dan menemukan sebuah situs bisnis yang menarik. Namanya <b>gajigratis.Com.</b>
Kenapa menarik? Alasannya adalah karena untuk join (bergabung) di situs tersebut biayanya Rp 0 saja, alias gratis.
Eits, tapi walaupun gratis, ini bukan berarti bahwa hasilnya juga "gratis". Bahkan hasilnya hasil yang "mahal" karena situs itu memberikan bayaran hingga Rp. 277.777.778.500,- untuk member-membernya wow hasil yang fantastis bro.
Cara kerjanya cukup mudah, kita hanya diperintahkan untuk menawarkan orang lain datang ke URL tertentu. Setiap kali orang lain bergabung dengan situs yang dituju, kita akan mendapat bayaran Komisi Jaringan Rp 25 hingga 10 level Komisi Sponsor Rp. 100,- hingga 10 level Semakin banyak kita menyebar URL-nya, semakin banyak juga komisi yang kita dapat.
Penasaran kan? Ingin join kan? Ingin tahu gimana cara kerjanya?
Ok, silakan <b>langsung join di ==> http://gajigratis.com/?ref=adit27 </b>
BTW, di dalam member areanya ada banyak tawaran <b>bonus ebook gratis</b> lho... bakal rugi kalau enggak join & gak ngikutin penawaran bonus-bonusnya, :)
Masih belum join? Ya ampuun... ^_^"
Ok thx ya bro smua di tunggu join nya







khusus untuk penumpang bus yang tidak sempat mengecas hp, bagi penumpang angkutan umum yang terkena macet di jalan    , penumpang kapal laut yang bayar cas hp yang lumayan mengeluarkan uang  dll. Di sinilah tempatnya cas san hp terobosan terbaru masa kini cas san yang bisa di bawa kemana saja, simpel,kecil menggunakan tenaga batrei kecil (ukuran jam dinding) .
·         Harga 45000  / grosir 40000
·         Bisa mengisi sampai full tergantung batrei yang digunakan
·         Di berikan 4 jenis cas san yang bisa di pilih sendiri
·         Ukuran yang sangat kecil jadi bisa di bawa kemana saja



Berminat : hub yudistira 087884232147

Jumat, 20 Juli 2012


Betapa bahagianya memiliki pasangan hidup yang sangat menyayangi kita. Memberikan limpahan cinta dan kasih sayang. Perhatian dan menunjukkan bahwa kita adalah orang yang paling penting dalam hidupnya. Kita begitu berharga bisa memilikinya, karena si dia selalu menempatkan kita istimewa.
Dalam hubungan suami istri sikap perhatian ini tentu diharapkan semua pasangan. Baik suami maupun istri. Istri akan sangat tersanjung dan bangga memiliki suami yang romantis, perhatian dan peduli pada dirinya. Itu akan menjadi sebuah poin penting bagi perempuan untuk terus berusaha menjaga hubungan baiknya dengan suami. Begitu juga dengan suami, diperhatikan oleh istrinya adalah sesuatu yang sangat dia idamkan karena apa gunanya menikah jika tak ada kasih sayang, dan perhatian di dalamnya.
Tapi tahukah anda? Bahwa ternyata perhatian yang berlebihan seorang suami pada istrinya atau sebaliknya akan bisa menjadi sumber masalah? Hah masak sih? Iya…jika suami atau istri telah menunjukkan reaksi untuk hal-hal yang wajar dengan sangat berlebihan sehingga menjadi sifat posesif.
Orang yang posesive selalu membuntuti pasangannyaa kemanapun pergi. Menelpon tiap saat untuk memastikan pasangannya berada di mana?. Memperlakukan pasangannya seolah pasangannya belumlah dewasa, tak mampu melakukan sesuatu sendiri. Sifat posesif seperti ini tentu akan membuat tidak nyaman.
Akibatnya adalah, kita akan menjadi merasa terkekang tak lagi punya ruang untuk privacy. Karena semuanya di atur oleh pasangan tanpa memberikan kesempatan kita ntuk berkembang.
Saya punya sahabat yang memiliki suami yang sangat posesive, bukan hanya dia bahkan sayapun sebagai teman menjadi tidak nyaman saat berjalan bersamanya. Karena tiap beberapa menit suaminya selalu menelpon. Mengatur ini itu, harus begini begitu. Dan terang saja itu sangat mengganggu. Seolah tidak ada rasa percaya sedikitpun pada pasangannya.
Saya melihat teman saya cukup malu diperlakukan seperti anak kecil, tetapi dia tidak tahu harus melakukan apa?. Dan sayapun tak mampu membantunya. Karena saya pikir itu adalah urusan keluarga mereka.
Sebenarnya apa sih yang membuat pasangan menjadi posesiv terhadap pasangannya? Pertama adanya kesenjangan yang mencolok. Mungkin karena fisik yang tak seimbang si istri terlalu cantik? Atau sebaliknya suami terlalu ganteng? hingga timbul rasa cemburu yang berlebihan..
Kedua karena perbedaan penghasilan, kesenjangan penghasilan dalam rumah tangga bisa juga memicu sifat posesif. Ini terjadi terjadi karena salah satu diantara suami dan istri tersebut lebih mandiri. Muncul rasa takut untuk ditinggalkan. Karena berpikir “tanpa aku dia bisa melakukan apapun dengan uangnya” Hingga orang yang posesiv merasa dirinya takut untuk tidak dibutuhkan lagi, rendah diri menyerangnya.
Ketiga, mungkin perselingkuhan, atau trauma masa lalu atas hubungan yang pernah gagal. Jika salah satu diantara pasangan suami istri pernah berselingkuh. Maka pasangan akan jadi lebih hati-hati, dan cenderung mengikat pasangannya, karena tidak ingin hal buruk itu kembali menimpa dirinya.
Sungguh sangat tidak nyaman memiliki pasangan yang sangat posesiv. Ruang gerak menjadi terasa dibatasi. Sementara kita suami ataupun istri butuh sesekali untuk sendiri, merenung. Memiliki pasangan posesive seolah punya satu badan dengan bayang-bayang yang selalu membuntuti kemanapun pergi. Sudah pasti ini akan mengganggu ketenangan.
Jika kejadian itu terus saja berlanjut, maka tidaklah baik untuk hubungan ke depan. Seperti terjadi pada teman saya, saat suaminya bepergian ke luar kota. Dia menghela napas lega. “sekarang aku lebih bebas tak ada lagi yang membuntutiku” begitu selalu ia berucap. Artinya selama ini dia sangat tertekan dengan control berlebihan dari suaminya.
Lalu bagiamanakah menghadapi pasangan yang posesif? Membina komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam rumah tangga. Bicaralah dari hati ke hati. Akuilah bahwa anda memang memiliki sifat posesif itu. Dan berusahalah untuk menghilangkannya. Beranilah untuk lebih asertif.
Kembalilah menata tujuan anda berumah tangga bersama pasangan. Jika anda benar-benar mencintainya, anda harus memberinya kepercayaan, memberinya rasa aman, saling menghormati privacy masing-masing. Mungkin dia adalah segalanya dalam hidup anda. Tapi bukan berarti anda berhak mmengaturnya dan memaksanya harus mengikuti semua apa yang anda inginkan.
Mari arungi bahtera rumah tangga, dengan kasih sayang yang tulus di dalamnya. Tanpa rasa takut ditinggalkan hingga tanpa sadar kita telah mengekang pasangan kita. Masing-masing harus menyadari hak dan kewajiban sebagai suami dan istri, dengan begitu rasa saling menghargai akan tumbuh dengan sendirinya.
Semoga kita selalu dilimpahkan kebahagiaan dalam rumah tangga selamanya. Aminn
Selamat Pagi

6 Tanda Bahwa Seseorang Itu Posesif

Sikap posesif pasangan terkadang bisa diartikan sebagai tanda perhatian si dia. Namun, sikap jika posesif si dia mulai membuat hidup Anda terasa terkekang, kondisi ini biasanya berujung pada keretakan hubungan. Perlu diketahui, hubungan yang sehat selalu ditandai sikap-sikap saling menghormati kebebasan pribadi pasangan, tetapi tetap dalam kerangka komitmen yang sehat. Bagaimana dengan kekasih Anda? Apakah dia selalu memaksakan kehendaknya atau sebaliknya, selalu menunjukkan sikap dewasa dalam menjalani hubungan ini? Anda perlu tahu ciri pasangan yang punya sikap posesif, seperti dikutip dari Times of India:
1. Bersikeras Mengetahui Keberadaan Anda
Tanda paling jelas dari kekasih posesif adalah selalu ingin mengontrol hidup Anda. Jika dia tidak dapat menghubungi Anda melalui telepon, dia akan menginterogasi Anda untuk mendapatkan jawaban rinci dan detail.
2. Menghubungi Berkali-Kali
Dia akan menghubungi Anda berkali-kali dalam sehari hanya untuk memastikan bahwa Anda baik-baik saja. Tentu saja ini bisa mengganggu, apalagi bila dia sampai mengirim SMS atau menelepon Anda meski sudah larut malam. Lama kelamaan, tentu Anda tidak merasakan hal ini sebagai perasaan cinta. Sikap overprotektif bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman.
3. Menganggap Anda Adalah Teman Si Dia Satu-Satunya .Baginya, Anda adalah segalanya.
Dia juga menuntut Anda berlaku demikian. Semua hal yang dia lakukan harus dilalui berdua. Lama kelamaan, hal ini tentu bisa membuat Anda sulit bergerak. Jika Anda merencanakan jalan-jalan dengan teman-teman atau sekadar memanjakan diri, si dia akan menafsirkan bahwa Anda mengabaikannya. Dia akan marah dan mungkin akan membuat Anda merasa serba salah.
4. Si Dia Ingin Anda Benar-Benar Kenali Kehidupannya
Banyak wanita berpikir, kecemburuan dari kekasih mereka akan membuat wanita merasa dihargai dan penting. Perbedaan antara cemburu dan posesif adalah ketika kekasih tidak puas dengan hanya mengetahui bahwa orang itu memperhatikan Anda. Dia akan menggali lebih lanjut dan bertanya seputar pendapat Anda tentang dirinya.

sukague.com
5. Selalu Mengatur Dalam Segala Hal
Seorang wanita membutuhkan ruang untuk bisa melakukan banyak hal, dan yang terpenting adalah saat berbusana. Tapi, pria posesif akan selalu ingin mengatur soal urusan pakaian pasangannya. Jika selalu mengkritik Anda, misalnya soal cara berpakaian, si dia termasuk dalam kategori posesif.
6. Membatasi Ruang Gerak Anda
Kebanyakan pria posesif tidak suka pasangan mereka menghabiskan waktu bersama keluarganya. Jika si dia mulai tak suka dengan kedekatan Anda dengan keluarga, Anda harus berhati-hati, pasangan masuk dalam kategori posesif. Jika kekasih memiliki lebih dari sikap posesif, ada baiknya Anda melakukan komunikasi intensif dengannya, dan buat komitmen hubungan yang bisa membuat Anda merasa nyaman. Jangan sampai karena sikap posesifnya membatasi ruang gerak Anda.

jadi bagaimana cara mengatasinya?

6 Cara Menghilangkan Sifat Posesif
Apakah kamu seorang pacar yang posesif? Wah,kasihan sekali pacar kamu. Pasti dia merasa sangat tidak nyaman dengan sifat posesif kamu itu. Terus bagaimana caranya menghilangkan sifat posesif? Oke, saya akan membantu bagaimana cara menghilangkan sifat posesif agar pacar kamu merasa nyaman berada di dekat kamu.
1. Menyadari Sifat Posesif Itu
Akui saja bahwa kamu memang memiliki sifat posesif. Dengan begitu kamu akan mempunyai motivasi untuk menghilangkannya. Coba pikir,bagaimana kamu mau menghilangkan sifat posesif kalau kamu sendiri tidak menyadari bahwa kamu memiliki sifat posesif.?
2. Jalin Komunikasi Yang Baik
Entah untuk yang keberapa kalinya saya bilang bahwa komunikasi adalah kunci sukses dalam sebuah hubungan. Dan ternyata komunikasi juga merupakan salah satu cara ampuh untuk menghilangkan sifat posesif. Komunikasi juga dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman antara kamu dan pasangan.
3. Percaya Terhadap Pasangan
Belajarlah untuk memberikan kepercayaan terhadap pacar kamu. Apa artinya sebuah hubungan tanpa didasari rasa kepercayaan. Apa pun yang dilakukan selalu dicemburui, dicurigai. Terkadang sifat posesif timbul karena kita tidak bisa mempercayai pasangan.


4. Memiliki Tekad Untuk Berubah
Langkah selajutnya setelah kamu menyadari sikap posesif itu adalah memiliki keinginan,motivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Oke, dengan membaca artikel ini, saya harap kamu sudah mempunyai keinginan untuk berubah dan menghilangkan sifat posesif itu.
sukague.com
5. Memberikan Kebebasan
Kamu harus menyadari satu hal, bahwa setiap orang adalah mahluk yang merdeka. Mereka semua memiliki kebebasan untuk memilih, menetukan dan mengatur sendiri hidupnya. Sekali pun itu adalah pacar kamu. Kamu tidak punya hak sama sekali untuk mengekang dan mengatur sesuai dengan keinginanmu. Berikan dia kebebasan secara individu. Tentunya kamu tidak ingin kalau hak-hak kamu sebagai manusia dibatasi bukan? Begitu juga pacar kamu.
6. Minta Pacar Kamu Untuk Mengingatkan
Terlalu berat kalau kamu harus berjuang sendiri untuk menghilangkan sifat posesif kamu itu. Karena itu mintalah bantuan pacar kamu untuk mengingatkan kalau kamu berbuat sesuatu yang mengarah ke sikap atau sifat posesif. Kerjasama antara kamu dan pacar dibutuhkan dalam hal ini.



ada suami yang ringan tangan
ada istri yang keras kepala

...

::>bertindaklah SANGAT BIJAK terhadap istri Anda, menurut kacamata saya, istri Anda memiliki keinginan yang belum terwujud, apa itu¿
ya ditanyakan aja sendiri

::>jangan membalas keras kepala istri dengan emosi Anda, bisa-bisa perang dunia ketiga, lalu sebaiknya apa yang harus Anda lakukan¿
lebih baik diam saja untuk sementara waktu

::>secara bertahap (dan juga berhati-hati, jangan bangunkan singa yang lagi tidur), tawarkan hal-hal kecil kepadanya, nawarin apa¿
misalkan ada mie goreng depan rumah lagi lewat, "say" mau ga mie goreng?

::>saat istri Anda terlihat bahagia sekali, cobalah Anda membuat dia lebih bahagia lagi, gimana caranya¿
puji dia, sanjung dia, buatlah dia tersenyum secara khusus buat Anda

::>lalu kapan Anda ngomongnya¿
saat dia sedang "lemah", entah terbaring sakit, entah itu lagi pusing, pokoknya saat dia sedang terbaring lemah (jangan pas lagi ILL'FEEL)
kalau istri ga pernah sakit¿
hahahaha...
sebaiknya Anda yang (pura2) sakit

Isteri egois? Mendengar dua kata tersebut rasanya sudah menyakitkan telinga. Kalau ternyata isteri kita egois?
Entah dari zaman apa, tradisi pacaran ternyata sudah mendarah daging pada sebagian besar kehidupan manusia. Meksipun tidak menjanjikan apa-apa, tetap saja banyak yang percaya setia pada tradisi tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa dengan pacaran akan memberikan kesempatan kedua belah pihak untuk saling mengenal dan memahami pasangan lebih mendalam. Kenyataannya, banyak pasangan pengantin yang sebelumnya telah menikmati masa pacaran dalam jangka waktu tahunan, namun ketika menikah masih menemukan banyak perbedaan dan perselisihan.
Bahkan, banyak pula orang-orang yang dikejutkan oleh pasangannya setelah menjalani rumah tangga. Seperti bom waktu yang tiba-tiba meledak dan memporak-porandakan segala tatanan dan keindahan. Hal ini seolah menjelaskan bahwa betapa pacaran itu penuh dengan topeng kepalsuan. Ketika pacaran hanya sifat-sifat baiknyalah yang ditampilkan, sedangkan sifat buruknya disembunyikan. Ketika menikah, sifat-sifat buruk itupun perlahan bermunculan dengan sendirinya.
Memang, banyak sekali kejutan-kejutan yang menyelingi kehidupan rumah tangga. Isteri kita yang pada awalnya (sebelum menikah) kita kenal sebagai seorang wanita yang lembut, penyayang, dan penurut, namun setelah menikah berubah 180 derajat. Wanita yang senantiasa kita idam-idamkan karena kerendahan hati, rasa solidaritas, dan kelapangan dadanya,tiba-tiba berubah menjadi wanita yang sangat egois ketika menempuh bahterah rumah tangga.
Isteri yang lembut, penurut, penyayang, menghormati dan menghargai suami bagaimanapun keadaaannya, taat beribadah, inilah isteri yang mungkin paling banyak diharapkan oleh para lelaki dan suami. Dalam agama Islam dikenal istilah isteri sholehah, yaitu isteri yang senantiasa menghormati dan mematuhi perintah suami, taat beribadah dan tidak suka berbuat ulah. Gambaran sifat-sifat isteri tersebut tentu saja menjadi impian dan harapan  bagi setiap lelaki dan suami. Terlebih lagi jika ditambah dengan tubuhnya yang semampai, wajahnya yang cantik, kulitnya yang putih, halus dan lembut, berpendidikan dan berwawasan luas, keturunan orang kaya… lelaki mana yang tidak mau memiliki isteri dari golongan yang satu ini.
Sayangnya, tidak semua harapan dan impian kita itu dapat terwujud dengan sempurna. Bahkan, banyak yang gagal sepenuhnya. Keingingan untuk memiliki isteri yang lembut, penyayang, menghormati suami, dan taat beribadah sering kali hanya sebatas impian semata.
Wanita yang selama ini kita kenal penyayang, lembut, penurut, taat beribadah, rendah hati, dan memiliki rasa hormat yang tinggi, tiba-tiba berubah menjadi seorang isteri yang egois, mau menang sendiri, tidak peduli akan perasaan suami, suka mencemooh dan merendahkan suami karena penghasilannya yang pas-pasan atau karena hal lain.
Memiliki isteri yang egois memang merupakan salah satu cobaan yang berat bagi seorang suami. Harus tahan banting mendengar celoteh-celoteh pedasnya, harus memiliki kesabaran yang tinggi untuk menghadapi sikapnya yang keras kepala dan mau menang sendiri.
Memiliki isteri yang egois, mungkin memang sangat menyebalkan dan menyesakkan dada. Namun apapaun yang terjadi, dialah yang telah menjadi pilihan kita. Kita yang telah memilih dirinya, maka kita pula yang harus menerimanya. Isteri kita yang egois, itulah isteri kita, wanita yang dahulu kita puja dan kita impi-impikan. Maka ketika kita mendapatkan keburukannya, janganlah membenci atau meninggalkannya. Jangan pula menghadapinya dengan kekerasan dan keegoisan yang sama. Jangan mempertemukan api dengan api, karena tentu saja yang terjadi adalah api tersebut akan berkumpul dan membesar, melahap segala yang  ada disekitarnya.
Anda tidak perlu kecewa dan putus asa jika memang isteri anda memiliki sifat egois. Carilah solusi dengan kepala dingin, karena segala permasalahan pasti ada solusinya. Berikut ini kami tuliskan beberapa langkah sederhana untuk menghadapi seorang isteri yang memiliki sifat egois:
a. KomunikasiKomunikasi adalah salah satu bentuk solusi dasar atau awal bagi sebagian besar permasalahan. Untuk itu, teruslah menciptakan dan mempertahankan kebiasaan berkomunikasi yang baik diantara suami isteri. Dengan adanya komunikasi yang baik antara suami dan isteri, kesalahpahaman antara keduanya pun akan berkurang, dan potensi timbulnya permasalahan di dalam keluarga pun dapat terminimalisir.

b. Nasehat
Jangan pernah bosan untuk memberikan nasehat kepada sang isteri untuk membiasakan diri dengan perkataan-perkataan yang baik. Sampaikan kepada sang isteri agar senantiasa berusaha untuk menyampaikan segala bentuk kritik, saran, maupun uneg-uneg kepada suami dengan bahasa dan sikap yang baik. Hal ini bertujuan untuk meminilasir tersinggung dan emosinya suami manakala mendapatkan kritik, saran, dan atau uneg-uneg tersebut.
c. Katakan dengan indah
Jika anda mendapatkan sesuatu yang tidak jelas maksud dan tujuannya dari isteri anda, hendaknya anda meminta penjelasan kepadanya dengan cara yang santun, dengan kata-kata yang sopan, dengan nada dan sikap yang penuh dengan kelembutan.
d. Waktu yang tepat
Lakukan langkah-langkah di atas pada waktu yang tepat. Tidak semua nasehat harus atau dapat disampaikan pada saat terjadinya suatu masalah. Dan tidak semua masalah dapat selesai pada saat itu juga. Jika memang isteri kita terlihat sedang sangat sensitif, jangan langsung mencekokinya dengan nasehat-nasehat (terlebih lagi dengan kritikan), hendaknya anda berikan waktu baginya untuk menenangkan diri terlebih dahulu.
Pada malamnya atau keesokan harinya, barulah anda menyampaikan nasehatnasehat tersebut dengan bijak setelah emosi sang isteri ternetralisir atau terminimalisir.
e. Kontinyu
Semua langkah-langkah di atas adalah rangkaian proses. Dan setiap proses tentunya membutuhkan waktu. Untuk itu, hendaknya kesabaran senantiasa menjadi landasan kuat dalam menjalankan langkah-langkah di atas. Lakukan semuanya dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan berkelanjutan.
Memiliki isteri sholehah, tentunya menjadi dambaan dan harapan setiap lelaki. Namun jika realita mengatakan bahwa isteri anda adalah wanita yang memiliki sifat egois, jangan lukai dia, jangan kecewakan dia, jangan membenci dia, jangan campakkan dia, dan jangan khianati dia. Tetap cintai dan sayangi dia, sebagaimana dahulu anda sangat memuja dan menyayanginya.
Jangan biarkan ujian yang berupa sifat egois tersebut meretakkan atau menghancurkan kehidupan rumah tangga anda.
saya ingin meminta saran , bagaimana menghadapi perempuan yang posesif , yang mau nya sendiri. aturan sendiri tapi tidak bisa ngerti apa mau pasangan .?

Rabu, 18 Juli 2012


Cara Menghadapi Pacar Posesif

Tapi jangan salah, lama kelamaan sikap posesif jadi nggak menyenangkan atau bahkan cenderung mengganggu. Bahkan, segala pengekakangan yang dilakukan si posesif akan membuat kamu seperti berada di dalam ‘penjara’ cinta dan tak lagi punya privasi.
Parahnya lagi, kalo si posesif udah mulai mengendalikan segala aktivitas dan menerapkan berbagai macam aturan untuk dipatuhi. Nggak boleh ini, nggak boleh itu, harus begini, harus begitu. Belum lagi banyaknya pertanyaan penuh curiga atau bahkan aneka ancaman yang nggak enak didengar kalo aturan si pacar dilanggar. Pastinya bikin bete kan?
Lantas, kenapa sih orang bisa menjadi bersikap posesif sama pasangannya?

“Ada banyak hal yang membuat orang jadi bersikap posesif. Misalnya aja pernah mengalami pengalaman tak menyenangkan seperti korban perceraian, dibohongi, atau pengalaman buruk lainnya,
Pacarku Posesif, Aku Harus Bagaimana?
Saat pertama kali menjalin hubungan dengannya, mungkin ia bersikap sangat manis. Ia sering mengirimimu SMS dan menanyakan kabarmu atau apa yang sedang kamu lakukan saat ini. Awalnya kamu tidak keberatan dengan perhatiannya karena kamu merasa dibutuhkan dan diperhatikan. Namun, lama-kelamaan pacarmu mulai meneleponmu ketika kamu sedang bersama teman-temanmu, sering menanyakan dengan siapa kamu akan pergi, atau bahkan melarangmu bergaul dengan orang-orang tertentu.Di sinilah kamu mulai melihat tanda-tanda keposesifannya. Kamu tidak suka diatur oleh pacar yang senang melarangmu pergi dengan teman priamu, yang tidak memperbolehkanmu memakai rok lipit selulut favoritmu, atau yang selalu meneleponmu satu jam sekali hanya untuk bertanya, “Kamu ada di mana sekarang? Sama siapa?”
Berhubungan dengan pacar tukang atur dengan alasan, “Aku peduli sama kamu” memang butuh kerja keras. Kamu butuh kesabaran ekstra membantumu ‘mengendalikan’ keposesifan pacarmu. Berikut tips bagi para wanita untuk mengatasi pacar yang posesif:
  1. Kenalkan ia ke teman-temanmu
    Sikap pacarmu yang posesif biasanya muncul karena kecemburuan. Kamu pasti bertanya-tanya, “Kenapa dia harus marah ketika aku jalan dengan teman perempuanku? Dia tidak punya alasan untuk cemburu.” Jangan salah. Kecemburuannya bukan karena ia takut kehilanganmu sebagai pacar, namun karena ia merasa asing berada di antara teman-temanmu. Ajaklah dia untuk menemui teman-temanmu dan kenalkan mereka padanya. Biarkan mereka saling mengenal sehingga ia tidak merasa seperti “orang asing” ketika berada di tengah-tengah kalian. Hindari topik pembicaraan yang melibatkan masa lalumu (terlebih masa lalumu dengan mantan pacar) dan cerita-cerita yang bersifat pribadi dimana hanya kamu dan temanmu yang tahu. Awalnya mungkin pacar ataupun teman-temanmu merasa kikuk. Bersabarlah. Lama-kelamaan mereka akan akrab dengan sendirinya.
  2. Biarkan teman-teman priamu mengenalnya
    Sering kali pacarmu malas berkenalan dengan teman-teman priamu padahal kamu sudah mengenal mereka sejak TK, misalnya. Pacarmu mungkin berpikir mereka patut diwaspadai karena bisa menjadi ancaman baginya. Minta teman-teman priamu untuk membuka obrolan dengan pacarmu. Mereka bisa mengajak pacarmu untuk melakukan kegiatan bersama, seperti bermain basket, sepak bola atau hiking bersama. Dengan demikian, pacarmu akan mengenal teman-teman priamu dan tahu bahwa mereka hanyalah sebatas teman bagimu.

  3. Yakinkan ia bahwa ia tak perlu merasa cemburu
    Kecemburuan juga bisa terjadi karena pacarmu tidak percaya diri. Mungkin ia merasa tak cukup baik bagimu, apalagi ketika ia tahu kamu berteman dengan laki-laki yang lebih baik darinya dalam segi materi atau pendidikan, misalnya. Karena itu, yakinkan pacarmu bahwa hatimu hanya miliknya dan ia tak perlu merasa takut kehilanganmu. Seringlah memuji dan menghargai apa yang dilakukannya sehingga ia merasa berguna bagimu. Ketika kamu bersamanya, matikan ponselmu sehingga kamu tak perlu membaca SMS yang baru masuk ataupun menjawab telepon. Dengan demikian, pacarmu akan tahu bahwa kamu sungguh-sungguh memberikan waktumu untuknya.
  4. Buat batasan-batasan
    Ada kalanya kamu perlu juga perlu membuat batasan-batasan di antara kalian. Jika kamu selalu mengenakan tank top atau berteman dengan orang-orang tertentu jauh sebelum kamu mengenalnya, mengapa ia harus cemburu sekarang? Jika ia sungguh-sungguh memahami hubungan kalian, maka pakaian atau teman tidak akan menjadi alasan baginya untuk posesif terhadapmu.
  5. Tahu kapan harus meninggalkannya
    Benarkah ia sungguh-sunggu peduli padamu dengan bersikap posesif? Apakah keposesifannya sudah sangat mengganggu privasimu? Apakah aturan-aturannya sudah melampaui batasan-batasan yang kamu berikan? Apakah kamu takut melakukan sesuatu yang kamu sukai bersama teman-temanmu karena pacarmu akan marah jika ia tahu? Jika pacarmu sudah ‘menyimpanmu’ untuk dirinya sendiri dan melarangmu untuk melihat dunia, sudah saatnya kamu meninggalkannya. Kalian tak lagi menjalani hubungan yang sehat. Pergilah selagi kamu bisa
Pengalaman pernah dibohongi atau dikhianati pacar sebelumnya juga bisa membuat seseorang jadi bersikap posesif ketika menjalin hubungan baru. Tentunya dengan alasan nggak pengen dikhianati lagi untuk yang kesekian kalinya.
Rasa takut dikhianati itulah yang terkadang membuat seseorang cenderung mengawasi, mengendalikan, mendominasi pasangan secara berlebihan. Hingga melupakan kalo orang lain juga butuh kebebasan, privasi, serta punya kehidupan sendiri yang tak bisa dikendalikan orang lain dengan seenaknya.

“Selain dipicu rasa trauma, sikap posesif juga bisa muncul karena rasa sayang yang berlebihan pada pasangannya. Atau bisa juga karena dia merasa ‘tidak aman’ terhadap hubungan yang lagi terjalin, nggak pede dengan dirinya sendiri, curiga berlebihan dan banyak lagi,”
Sebut saja, karena pacarnya kembang sekolah atau orang ditaksir banyak orang, bintang sekolah atau sosok yang memang benar-benar disukai banyak orang. Rasa takut bakal kehilangan pacar itulah yang kerap membuat orang jadi bersikap posesif.

Selain rasa sayang yang berlebihan, sikap posesif ternyata bisa juga lho jadi cara seseorang menutupi kesalahan yang sedang dilakukannya. Misalnya aja, takut ketauan karena selingkuh, seseorang jadi berusaha menampilkan sesuatu yang beda sama pacarnya. Berusaha menunjukkan kasih sayang agar tak ketauan salah hingga akhirnya berujung pada sikap posesif. (*)

Justru Makin Posesif Kalo Dibohongi
MENGHADAPI pacar yang posesif memang nggak mudah. Soalnya, kebanyakan orang posesif akan selalu berusaha menunjukkan ‘kekuasaan’ lewat hal-hal yang kadang terasa nggak masuk akal. Tak hanya penuh larangan, tapi juga ancaman hingga perlakuan kasar lewat tamparan, tendangan, makian, atau hal-hal lain yang sifatnya kekerasan.

Itu karena, orang yang posesif cenderung pengen menguasai, mendominasi, dan mengendalikan orang yang disukai serta disayanginya. Jadi, jangan heran kalo si posesif akan selalu menjadi dalang yang bisa seenaknya mengendalikan pacarnya seperti wayang atau boneka kayu.
Sebagai manusia normal, setiap orang pastinya nggak mau dong hidup di bawah kendali orang lain. Tapi, rasa sayang terhadap pasangan kerap membuat orang lebih suka mengalah walau sering mengalami perlakuan nggak enak.

Ujung-ujungnya, seseorang lebih memilih untuk berbohong saat pengen melakukan sesuatu. Alasannya sih beragam, karena nggak pengen membuat pacar marah, malas ribut atau alasan lain.

Sekilas, kebohongan yang dilakukan terutama kalo nggak ketauan memang nggak akan jadi masalah besar. Tapi sebenarnya, bagi orang yang posesif, menerima kebohongan dari orang yang disayangi justru akan memicu ledakan kemarahan.

“Biasanya sih, orang yang posesif akan semakin marah saat tahu dibohongi oleh orang yang disayanginya. Dan akibatnya, akan semakin buruk. Bisa semakin menjadi posesif, atau bahkan semakin mengekang pacarnya agar tak terjadi kebohongan lagi,”

Jadi, daripada nekat berbohong yang berpeluang ketauan, lebih baik bicara terus terang dan membuka komunikasi dengan pacar kalo memang ada kepentingan. Lewat komunikasi yang baik, pacar pasti mau memahami keinginan kamu.

Akhiri Aja Kalo Hubungan Udah Nggak Sehat
BAGI orang yang posesif, ada cukup banyak cara yang bisa ditempuh untuk menunjukkan dominasinya di mata pasangan. Mulai menyusun sejumlah aturan yang mengikat, ancaman kalo melanggar, sampai tindakan kekerasan.

Selama dampak dari sikap posesif masih dalam tahap yang bisa ditolerir, pastinya tak ada masalah. Tapi, kalo dampaknya udah menyakiti Youngsters atau menyakiti dirinya sendiri akan jauh lebih baik kalo segera diakhiri.

Soalnya, hubungan yang tujuan awalnya pengen membangun kasih sayang tapi kalo justru menjadi ajang saling menyakiti kenapa juga harus dipertahankan?
Memang sih, bukan hal mudah mengakhiri hubungan dengan orang posesif. Karena, akan ada banyak intimidasi baik secara fisik, verbal maupun secara psikis. Tapi, kalo Youngsters nggak pengen menghabiskan hidup dalam ‘penjara’, memutuskan hubungan akan menjadi jalan yang bisa dipertimbangkan.

Apalagi, kalo pacar kamu udah mulai main kasar dan menyakiti tak hanya perasaan tapi juga fisik. Secara, masih banyak juga cowok yang lebih baik dari pacar kita saat ini. Artinya, kalo pacar udah membuat hubungan nggak sehat, udah saatnya diakhiri.

“Memang sangat dibutuhkan ketegasan saat mengambil keputusan sebelum mengakhiri sebuah hubungan. Karena, bisa saja si posesif melakukan tindakan nekat yang kadang memunculkan kembali rasa ragu dalam mengambil keputusan,”jelas Mbak Nissa.
Sebelum keputusan putus diambil, tak ada salahnya meminta bantuan pada orang yang terbuka dan kita percaya. Setidaknya, ada orang lain yang memahami persoalan yang sedang kamu hadapi. Misalnya aja sahabat atau orang yang dekat ama kamu.

serasa takut dikhianati pasangan seringkali membuat seseorang menjadi cenderung mengawasi, mengendalikan dan mendominasi pasangannya secara berlebihan, sehingga dia tidak menyadari kalau orang lain juga butuh kebebasan, privasi, serta punya kehidupan pribadi sendiri yang tak bisa dikendalikan orang lain dengan seenaknya termasuk oleh pasangannya sendiri.
Awalnya, masing - masing orang memiliki jatah untuk berlaku posesif terhadap pasangan masing-masing kadarnya adalah cuma 25 % untuk setiap pasangan dan tahapan pacaran baru hanya sekedar penjajakan, 50% kalo sudah melewati masa penjajakan dan sudah mendapatkan ke cocokan, 75% apabila kecocokan telah didapat dan selama berpacaran di tahap ini masing-masing sudah bisa saling mengisi. Dan 100% adalah apabilah sudah bersama dalam satu atap dengan ikatan yang sakrar (menikah). Jadi kalo persentasi nya masih berkisar 25% - 50%, sisanya adalah mutlak kebebasan yang harus bisa dinikmati oleh keduanya.

Rasa trauma karena sebelumnya sering dibohongi, rasa takut kehilangan yang berlebihan, kur
ang percaya diri dalam menjalin hubungan seringkali menjadi penyebab mengapa seorang istri terlalu protektif dan posesif terhadap suaminya.
 

Menghadapi pasangan yang posesif memang tidak mudah, masalahnya kebanyakan orang posesif akan selalu berusaha menunjukkan kekuasaan lewat hal-hal yang kadang terasa tidak masuk akal akibat perasaan yang selalu was-was dan curiga terlalu berlebihan.

Proteksi yang dimaksud adalah menjaga dan mengingatkan, tetapi kalau sudah sampai melarang-larang untuk ketemu teman-teman dekat, mengikuti selalu kegiatan pasangan diluar, itu tentu saja sudah masuk dalam kategori posesif, jelas Rahmi Lubis, S Psi ,M.Psi, Wanita memiliki sifat posesif lebih karena rasa cemburu. Pada dasarnya  ketika wanita mengetahui dengan jelas kegiatan pasangannya mereka bisa maklum. Tetapi kalau tidak, akan selalu membuatnya gelisah.
Kejiwaan

Pernikahan itu salahsatunya mesti dilandasi kepercayaan, kalau terjadi ketimpangan akan selalu saja ada pertanyaan-pertanyaan curiga dalam benak sang istri. Buat para istri, pasti akan tersiksa oleh pikiran-pikiran yang belum tentu benar apalagi kalau pikiran-pikiran buruk itu dikembangkan akan mengganggu mental dan menjadi sebuah gangguan kejiwaan nantinya, meskipun sifatnya masih tergolong kecil.
 

Protektif idealnya sih melindungi, bukan memerangkap. Kalau sudah posesif, kecurigaan itu bentuk dari ketidak percayaan pada pasangan, boleh cemburu tapi jangan sampai melampaui batas. Tetapi pada skala yang wajar, curiga atau protektif itu juga perlu. Sebagai bentuk perhatian istri terhadap suami, tambahnya.
 

Pahamilah suami Anda, karakternya, kebiasaannya, kesukaannya, dengan begitu Anda akan tahu yang disukai oleh suami Anda. Sebagai lelaki, beberapa orang sangat tidak setuju dan sangat tidak suka kalau istri terlalu protektif dan apalagi selalu curiga. Karena suami dan istri harusnya sudah sepakat memutuskan menikah, bahwa kami berdua tidak akan saling curiga, saling menuduh dan tidak saling melarang alias terlalu protektif. Saat memasuki bahtera rumah tangga, kedua belah pihak sudah harus siap menghadapi segala kemungkinan yang bakal terjadi dan harus dengan lapang dada menerima kenyataan pahit yang bakal muncul dengan tak terduga karena kita sebagai manusia itu lemah. Saling menerima dan saling memahami, itu lebih baik dari pada terlalu protektif dan apalagi selalu curiga. Ada pria yang tidak terlalu suka dengan pertanyaan-pertanyaan istrinya yang menurut mereka "accusing" atau seakan-akan sang istri tidak percaya dengannya. Ada pria yang justru mulai curiga kalau sang istri sudah tidak tanya-tanya seperti dulu. Intinya, ada yang menganggap sifat yang menginterogasi sebagai suatu bentuk ungkapan cinta, namun ada pula yang agak cuek dengan hal-hal seperti itu.

Selalu berfikir positif terhadap suami dan suami juga biasanya tidak suka kalau setiap kegiatannya harus dilaporkan pada istrinya, kesannya istri seperti mengintrogasinya. Yang ditakutkan adalah kegiatan selalu menginterogasi suami, membuat suami bisa jadi pembohong. Karena kecenderungan, sifat pria yang akan berpikir dengan mencari solusi cepat, misalnya dengan berbohong.
 

Di curigai terus itu merupakan kegiatan yang melelahkan batin pasangan.  Jika saling terbuka dan selalu jujur bicara apa adanya dengan pasangan, seorang istri protektif, berbuat demikian memang karena bener-benar takut kehilangan suami, tapi kalau terlalu juga melelahkan. Yang membuat bertambah buruk adalah malah berfikir untuk berbuat sekalian dari pada cuma dicurigai terus menerus.

Curiga itu harus ada dasarnya, boleh saja curiga. Jikalau memang ada yang "salah" dengan suami. Harus ada bukti akurat yang menjadi dasar kecurigaan itu sendiri. Misalnya: sering pulang malam, ada bill yang tidak wajar, menemukan foto mesra suami dengang orang lain. Dan yang terpenting pokoknya sebagai istri, pastinya akan bisa melihat hal-hal yang "aneh" pada diri suami. Tetapi kalau masih dalam tahap "penyelidikan" mendingan tidak usah terlalu menunjukin kecurigaan kita. Untuk itu perbanyaklah komunikasi dengan suami. Jaga hubungan supaya tetap pada jalurnya. Dan menghargai arti rumah tangga itu sendiri. (n wina vahluvi)